Selasa, 24 November 2009

WE LOVE YOU FULL . . .

Rintik hujan sejak semalam membuat malas berangkat kerja. Tapi sifat malas harus dilawan dengan terus mencoba berbuat rajin dan rajin berbuat. Daya dorong yang luar biasa untuk tetap rajin berbuat itu muncul dari anakku, aku harus mengantarnya ke sekolah setiap pagi, 6 hari dalam seminggu.

Tidak seperti biasanya, begitu memasuki gerbang sekolahku, tak ada guru dan pengurus OSIS berbaris menyambut siapa saja yang datang. Kami mengembangkan 3S pada pagi hari: senyum, sapa dan salam pada siapapun yang memasuki gerbang sekolah. Kali ini tidak ada peristiwa itu.

Ada apa gerangan?

Jawaban dari ketidakbiasaan itu kutemukan saat akan menekan sidik jari kehadiran. Serombongan siswa berjas OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) membentuk formasi "tongkat pora" (istilah ini dibuat dengan mengadaptasi istilah "pedang pora" yang ada di lingkungan militer/polisi). Setiap guru dipersilakan masuk melewatinya. Setiap siswa mengembangkan senyum, senyum dari ketulusan hati yang luar biasa. Setiap siswa menyapa, "Selamat ya, Pak," atau "Selamat ya, Bu." Pun setiap siswa merengkuh salam, salam khas Labschool yang memperlihatkan keeratan hubungan antara guru-murid laksana kakak-adik.

Sungguh amat tersanjung saya, bahkan kami, guru-guru. Ini surprise yang luar biasa. Bahkan selama 20 tahun saya memerankan diri sebagai guru, baru kali inilah saya menjadi amat tersanjung.

Pada senyum dan jabat tanganku dengan mereka, ada keharuan yang luar biasa. Pada setiap ucapan "terima kasih" yang kuungkapkan sebagai balasan sapa mereka, ada air mata yang kutahan dan ada rasa sesak di dada. "Semoga kalian menjadi generasi terbaik bagi negeri ini," doaku buat mereka.

Di ujung formasi "tongkat pora" ada sejumlah siswa dan orang tua mengabadikan kami, para guru. Rambutku yang masih kusut karena helm, atau jaketku yang masih tak karuan bentuknya, mungkin akan terabadikan oleh mereka. Guru lain mungkin terekam pada kamera mereka dalam banyak variasi: rambut basah karena hujan, wajah kotor karena debu dan asap jalanan, tentengan tas berisi perlengkapan mengajar, atau bahkan pakaian yang itu-itu saja yang terekam.

Belum cukup mereka, pengurus OSIS dan MPK, menyanjung dengan cara itu. Seorang siswa di antara pengurus itu mengantar seorang guru memasuki ruang guru, melewati ruang Tata Usaha, melalui sejumlah siswa yang mengucap selamat, dan dihampiri oleh sejumlah orang tua yang dengan waktu khusus memberi perhatian luar biasa kepada kami, para guru.

Yang lebih luar biasa dari para siswa ini, mereka memberi kami sejumput kue dan selembar puisi.

sikap dan katamu adalah pedoman bagi kami
jerih payahmu menjadi bekal bagi kami
ketulusan dan kebersihan hatimu, ketenteraman bagi kami
tiada yang melebihi bakti dan pengabdianmu.
Terima kasih Bapak dan Ibu Guru

siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran
25 November 2009.

Anak-anak itu punya cara, bagaimana mereka menghargai gurunya. Bahkan, pada spanduk yang mereka kembangkan, mereka menulis dengan tebal, "We love you full . . . ." bagi guru-gurunya.

PS.
Puput dan Mitra, melalui kalian saya kembali memiliki arti.
Bu Yanti Nurdin dan POMG, kitalah memang yang mewarnai masa depan mereka.
Teman-teman guru dan Pegawai, pf buat Anda semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar