Jumat, 30 Oktober 2009

Manusia Tanpa KTP

Sekelompok orang Srilangka bergerak menuju Tanah Harapan, Australia. Persis seperti rombongan Musa ketika melakukan eksodus dari kekacauan situasi di Mesir, rombongan orang Srilangka pun meninggalkan tanah airnya untuk membangun mimpi yang baru di tanah yang baru.

Juga seperti Musa, sebelum sampai ke Tanah Harapan yang dijanjikan Tuhan, mereka tersangkut-sangkut di sepanjang perjalanan. Di perairan Indonesia, orang-orang Srilangka ini tersangkut jaring keimigrasian. Mereka protes, mereka hanya mau diurus oleh UNHCR, lembaga yang mungkin akan berbaik hati karena bekerja demi kemanusiaan. Mereka enggan berurusan dengan Indonesia, karena pasti masalahnya akan bergeser: dari masalah keselamatan ke masalah politik warganegaraan.

Juga seperti Musa, banyak ujian yang ditemukan dalam perjalanan. Orang-orang Srilangka ini juga menghadapi banyak ujian. Dulu, ketika Maharaja Rahwana di Srilangka kuno menangkap Hanoman, ramai-ramai orang Srilangka mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Hanoman. Fasalnya sederhana, Hanoman tak dapat menunjukkan KTP negeri Srilangka saat ada razia. Dengan begitu Hanoman ditangkap, dibawa ke kerajaan untuk ditahan dan dihukum bakar.

Demi menginsyafi perilaku para leluhurnya itu, orang-orang Srilangka yang tak ber-KTP enggan diinterogasi Indonesia. Apalagi, kayu-kayu bakar di hutan-hutan Indonesia sudah dinyalakan. Mereka enggan bernasib seperti Hanoman.

Satu pertanyaan berganda sekarang harus kita pikirkan: punyakah Anda KTP atau siap dihukum bakar bagai Hanoman?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar